Lebih Setengah Abad Tak Terpecahkan: Misteri “Allais Effect“, Teka-teki Terbesar Dampak Gerhana Matahari

“Allais Effect” adalah salah satu teka-teki terbesar dalam ilmu pengetahuan. Teka-teki yang belum terpecahkan selama lebih dari 60 tahun itu terkait anomali gerak pendulum (bandul) saat gerhana matahari total.

Kemunculan teka-teki bermula dari observasi ilmuwan Perancis bernama Maurice Allais saat gerhana matahari 30 Juni 1954. Peraih Nobel Ekonomi pada tahun 1988 yang juga menggemari astronomi ini melihat arah ayunan pendulum mengalami perubahan besar saat terjadi gerhana.

Baca Juga: Menguak Misteri: Mengapa Masa Keemasan Dan Kejayaan Islam Di Bidang Sains Pada Masa Lalu Bisa Runtuh


Dalam kondisi normal, arah ayunan pendulum berubah searah jarum jam dengan kecepatan 0,19 derajat per menit. Perubahan itu sebenarnya wajar karena terkait dengan rotasi bumi.

Namun, dalam pengamatan efek gerhana tahun 1954 itu, Allais menjumpai bahwa arah ayunan pendulum berubah 13,5 derajat dan berlawanan arah dengan jarum jam!

Allais melakukan pengamatan ulang pada gerhana matahari 2 Oktober 1959 dari Saint-Germain-en-Laye di Perancis.

Ternyata ia menjumpai fenomena yang sama, namun belum bisa menjelaskan, apa penyebabnya? Anomali yang belum bisa terungkap penyebabnya sejak lebih dari 50 tahun  itulah yang kemudian disebut Allais Effect.
allais

Dalam pengamatan efek gerhana tahun 1954 itu, Allais menjumpai bahwa arah ayunan pendulum berubah 13,5 derajat dan berlawanan arah dengan jarum jam

Alais memiliki nama lengkap Maurice Félix Charles Allais (1911 – 2010 / umur 99 tahun) adalah seorang ekonom dan fisikawan Perancis yang dianugerahi Nobel Ekonomi pada tahun 1988 untuk “sumbangan rintisannya pada teori perdagangan dan pemanfaatan dana yang tepat guna”.
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/12/ALLAIS_PN_Maurice-24x30-2001b.jpg

Maurice Félix Charles Allais (lahir di Paris, 31 Mei 1911 – meninggal di Saint-Cloud, 10 Oktober 2010 pada umur 99 tahun)

Ia menjadi profesor di École nationale superieure des mines de Paris pada tahun 1944 dan direktur Pusat Analisis Ekonomi sejak tahun 1946.

Ia menulis beberapa karya seperti “À la Recherche d’une discipline économique” (1942) dan “Économie et intérêt” (1947).

Sebagai ekonom Allais membuat sumbangan dalam teori keputusan, kebijakan moneter, dan daerah lain.

Selain penelitiannya terhadap efek anomali gerhana ini, namanya sering dikaitkan juga dengan paradoks Allais, yaitu masalah teori keputusan pada tahun 1953 yang bertentangan dengan teori pemanfaatan yang diharapkan.

Di samping karyanya dalam bidang ekonomi, Maurice Allais mengadakan percobaan antara tahun 1952-1960 di bidang gravitasi dan anomali ini pada saat gerhana matahari di tahun-tahun tersebut.

Selain menghasilkan “Allais Effect”, ia juga meneliti gravitasi, teori relativitas khusus dan elektromagnetisme. Ia meneliti tiga percobaan itu untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar ketiga bidang itu.
Grafik anomali pendulum (bandul) dari hasil penelitian Allais saat gerhana matahari pada tahun 1954 dan 1959 melahirkan "Allais Effect" yang masih misterius hingga kini. (pict: enterprisemission.com)

Grafik anomali pendulum (bandul) dari hasil penelitian Allais saat gerhana matahari pada tahun 1954 (garis grafik warna merah) dan gerhana matahari tahun 1959 (garis grafik warna hijau) melahirkan “Allais Effect” yang masih misterius hingga kini. (pict: enterprisemission.com)

Pencarian Jawaban
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b2/Simple_gravity_pendulum.svg/255px-Simple_gravity_pendulum.svg.png

Pendulum atau Bandul yang mengalami osilasi ayunan.

Beberapa ilmuwan pada masa selanjutnya tetap menggunakan pendulum atau bandul dalam penelitiannya.

Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun secara bebas dan periodik yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam dinding kuno yang mempunyai ayunan.

Dalam bidang fisika, prinsip ini pertama kali ditemukan pada tahun 1602 oleh Galileo Galilei, bahwa perioda (lama gerak osilasi satu ayunan, T) dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan gravitasi.

Periode berayun sebuah bandul ditentukan oleh panjang bandul, kekuatan gravitasi dan amplitudo θ0 (lebar ayunan). Periode tidak tergantung kepada massa bandul.

    Gambar bawah: Periode berayun pendulum atau bandul menjadi lebih panjang ketika amplitudo θ0 (lebar ayunan) bertambah.

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/a2/Pendulum_30deg.gif https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e4/Pendulum_120deg.gif https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/55/Pendulum_170deg.gif

Diuraikan di situs Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA, sejumlah ilmuwan yang mendalami fisika dan astronomi tergerak menguraikan Allais Effect.

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/fa/PenduloTmg.gifMereka melakukan eksperimen ulang untuk mengonfirmasi misteri besar yang masih misterius selama lebih dari setengah abad ini.

Pertanyaan dasarnya: Apakah anomali yang dijumpai Allais memang terkait gerhana?

    Gerhana matahari 1961

Ilmuwan G.T. Jeverdan mengamati gerak pendulum saat gerhana matahari pada 15 Februari 1961 dari Romania.

Dia menjumpai, gerakan pendulum melambat 1 per 2000 saat gerhana. Namun, hasil observasi Jeverdan tak dipublikasikan di jurnal berbahasa Inggris.

    Gerhana matahari 1970

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/a1/Foucault_pendulum_animated.gif

Pendulum Foucault pada tahun 1851 melakukan demonstrasi pertama dari rotasi bumi yang tidak melibatkan pengamatan pada langit, dan hal itu menciptakan “pendulum mania” pada masanya. Dalam animasi ini tingkat presesi sangat besar.

E.J. Saxl dan M. Allen juga berusaha mengonfirmasi Allais Effect dengan melakukan pengamatan pada gerak pendulum torsi.

Bila pendulum Foucault yang digunakan Allais bergerak ke samping, maka pendulum torsi bergerak naik turun.

Pendulum atau bandul itu terdiri dari sebuah beban yang digantungkan dengan pegas.

Saxl dan Allen yang melakukan pengamatan di Harvard University pada tahun 1970, menjumpai bahwa waktu yang dibutuhkan pendulum torsi untuk melakukan satu ayunan bertambah saat gerhana.

    Gerhana matahari 1990

Namun anehnya, eksperimen ilmuwan Finlandia bernama T. Kuusela pada gerhana matahari tanggal 22 Juli 1990 hasilnya berlawanan dengan hasil pengamatan Saxl dan Allen dua puluh  tahun silam.

    Gerhana matahari 2009

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/24/Oscillating_pendulum.gifTahun 2009, delapan Gravimeter dan dua pendulum atau bandul digunakan pada pengamatan gerhana matahari 26 Januari 2009 di China.

Salah satu ilmuwan mengonfirmasi anomali seperti dijumpai Allais. Namun, hasil pengamatan tak dipublikasikan di jurnal ilmiah manapun.

Gravimeter merupakan instrumen yang digunakan dalam gravimetri untuk mengukur medan gravitasi lokal dari bumi. Sebuah gravimeter adalah jenis accelerometer, khusus untuk mengukur percepatan penurunan konstan gravitasi, yang bervariasi sekitar 0,5% di atas permukaan bumi.
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/31/Autograv_CG5_P1150838.JPG/360px-Autograv_CG5_P1150838.JPG

Sebuah Gravimeter Autograv CG-5 sedang diuji coba.

Meskipun prinsip penting dari desain adalah sama seperti di accelerometers lainnya, gravimeters biasanya dirancang untuk menjadi lebih sensitif untuk mengukur perubahan fraksional yang sangat kecil dalam gravitasi bumi dari 1 g, disebabkan oleh struktur geologi terdekat atau bentuk Bumi dan dengan variasi pasang surut temporal.

Sensitivitas ini berarti bahwa gravimeter rentan terhadap getaran asing termasuk kebisingan yang cenderung menyebabkan percepatan osilasi.

Gravimeters menampilkan pengukuran mereka dalam satuan gals (cm / s2), bukannya unit lebih umum percepatan.

Ada dua jenis gravimeters: relatif dan mutlak. Gravimeters mutlak mengukur gravitasi lokal di unit mutlak, gals. Gravimeters relatif membandingkan nilai gravitasi pada satu titik dengan yang lain.

Mereka harus dikalibrasi di lokasi di mana gravitasi diketahui secara akurat, dan kemudian diangkut ke lokasi di mana gravitasi diukur. Mereka mengukur rasio gravitasi di dua titik.

Penjelasan lainnya
Peserta Ekspedisi Maritim Gerhana Matahari Total 2016 menyaksikan gerhana matahari total dari atas KM Kelud di perairan Belitung, Bangka Belitung (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Peserta Ekspedisi Maritim Gerhana Matahari Total 2016 menyaksikan gerhana matahari total dari atas KM Kelud di perairan Belitung, Bangka Belitung (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Para ilmuwan berupaya menerangkan anomali yang dijumpai Allais. Pandangan umum, gerhana matahari akan memengaruhi gravitasi dan rotasi bumi.

Allais Effect merupakan bukti adanya pengaruh tersebut. Namun demikian, ada pula penjelasan lainnya.

Riset T Van Flandern dari Meta Research dan XS Yang dari University of Wales Swansena di Inggris yang dipublikasikan di Physical Review pada tahun 2003 silam mengungkap bahwa anomali yang dijumpai Allais bisa jadi karena gerhana menyebabkan pendinginan di atmosfer bagian atas.

Akibat terjadinya pendinginan pada atmosfer bagian atas inilah, maka akan memengaruhi densitas dan gerakan massa udara. Namun itu hanyalah penjelasan atau teori kemungkinan karena belum dapat dibuktikan secara sains.

Maka, observasi Allais Effect yang masih misterius dan merupakan salah satu tanda tanya besar dalam ilmu pengetahuan tersebut, hingga kini masih terus berlanjut. Peneliti belum bisa menjelaskan secara pasti: apa penyebabnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar